Perbedaan Mainan Anak Laki-laki dan Mainan Anak Perempuan




Hai Parents!, pada usia 2-3 tahun, rata-rata anak sebagian besar mulai menunjukkan identitas gendernya. Biasanya hal ini dapat mereka tunjukkan ketika memilih mainan, pakaian, dan warna tertentu yang menarik baginya.

Berbicara soal mainan, mainan anak perempuan lebih feminim. Sementara mainan anak laki-laki biasanya bersifat maskulin. Sebenarnya kenapa sih mainan untuk anak laki-laki dan perempuan berbeda?

Kenapa mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan berbeda?

Ketika anak memasuki usia 3 tahun, secara naluriah sebagian besar anak lebih suka mainan yang cocok dengan jenis kelaminnya, dan bermain bersama anak-anak lain yang berjenis kelamin sama.

Rata-rata anak laki-laki biasanya meminta mainan yang maskulin pada orangtuanya. Sementara, anak perempuan tidak terlalu memilih mainan yang sesuai dengan gendernya hingga ia berusia 5 tahun.

Umumnya, mainan anak perempuan dan mainan anak laki-laki memang berbeda. Mainan anak laki-laki biasanya lebih maskulin karena orangtua cenderung melatih anak laki-lakinya menjadi tangguh, kuat, agresif, dan kompetitif. Sementara, anak perempuan dididik menjadi orang yang lembut dan penuh kasih sayang.

Selain itu, semakin tinggi kadar testosteron dalam tubuh anak laki-laki maka semakin besar pula kemungkinan anak tersebut menunjukkan kejantanannya. Kadar testosteron yang tinggi ini juga sering dikaitkan dengan permainan anak laki-laki yang biasanya lebih keras.

Anak laki-laki juga senang dengan mainan yang dapat bergerak, seperti halnya mobil-mobilan atau robot-robotan. Memainkan mainan yang dapat bergerak dapat mengasah ketangkasan anak.

Sementara, anak perempuan lebih menyukai mainan yang statis, seperti boneka atau barbie. Bermain boneka dapat mengajarkan anak perempuan menghargai orang lain dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Anak-anak juga seringkali meniru orang dewasa di sekitarnya, terutama orangtua. Jadi, ketika seorang anak melihat ayahnya memperbaiki mobil maka ia akan menganggap bahwa ini pekerjaan laki-laki. Sementara itu, jika seorang anak melihat ibunya memasak maka ia akan berpikir bahwa itu pekerjaan perempuan.

Hal ini dapat berpengaruh pula pada pilihan mainan untuk anak laki-laki, dan mainan untuk anak perempuan. Ketika dibawa ke toko mainan, anak laki-laki mungkin memilih mobil-mobilan, sementara anak perempuan mungkin memilih peralatan masak-masakan. Mainan anak perempuan juga cenderung memiliki warna-warna yang cerah, seperti pink atau kuning. Warna pink kini memang identik dengan warna yang feminim dan khas perempuan.

Namun, tak selamanya pembagian di tersebut berlaku. Anak perempuan dan laki-laki juga bisa memainkan mainan yang sama, namun dengan cara yang berbeda. Misalnya, jika anak perempuan diberi beberapa mainan dinosaurus, maka mereka mungkin akan melakukan permainan tertentu, seperti memerankan sebuah drama menggunakan dinosaurus, memberi makan mainan dinosaurus, atau memperlakukannya sebagai hewan peliharaan. Sementara, anak laki-laki lebih mungkin untuk memainkan dinosaurus itu dengan membuatnya bertarung.

Baca juga

Posting Komentar

Desain Grafis